Daerah

Pembangunan SMA-TN di Desa Lantan Hanya akan Menyengsarakan Masyarakat

LWH: Wilayah Utara Harusnya Ditanami Pohon Bukan Besi dan Beton

LOMBOK TENGAH (PR) – Presiden Kasta NTB, Lalu Wink Haris (LWH)  menilai pembangunan SMA Taruna Nusantara (SMA-TN) di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara hanya akan menyengsarakan masyarakat.

Menurutnya, proyek tersebut akan merampas hak dan kesempatan warga yang saat ini tengah memperjuangkan status lahan di wilayah itu.

Dalam hal ini, pemerintah daerah seharusnya ikut berjuang menyelesaikan status lahan agar kembali bisa menjadi milik warga bukan justeru merampasnya dengan dalih pembangunan.

Karena perlu diingat kata Lalu Wink, untuk proyek sirkuit Motocros saja, setidaknya 30 an KK harus kehilangan haknya, apalagi nanti proyek SMA Taruna Nusantara ini benar-benar terealisasi maka jumlahnya akan lebih banyak lagi. Padahal kalau mau jujur, proyek sirkuit motocross yang dibangun Pathul-Nursiah yang konon dibngun dengan dana urunan pegawai, nyaris tidak ada manfaat.

“Status lahan ini kan masih sifatnya pinjam di pemerintah Provinsi. Ini bukti bahwa pemerintah daerah kita tidak memiliki posisi tawar yang cukup kuat,” kata Lalu Wink di rumahnya, Sabtu (02/11/2023).

Harus diingat lanjut Lalu Wink, selama ini warga menggantungkan hidup mereka dari lahan tersebut. Jika kemudian pemerintah daerah memaksakan diri untuk tetap memilih Lantan sebagai lokasi SMA-TN, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah sosial yang lebih serius.

” Kan biaya pembangunan sirkuit Lantan katanya dari saweran, sekarang apa yang sudah didapat dari investasi miliaran yang telah mengusir masyarakat di sana,” tanya Lalu Wink.

Secara pribadi pihaknya mengaku sangat mendukung rencana pemerintah pusat membangun SMA-TN di Lombok Tengah. Hal tersebut tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Lombok Tengah. Namun yang jadi persoalan hanya masalah lokasi.

Ia juga mengaku heran dengan Pemkab Lombok Tengah memilih Lantan sebagai lokasi pembangunan SMA-TN, padahal masih banyak lahan kosong di Lombok Tengah yang lebih baik dan strategis.

Misalnya lahan di samping kantor bupati, menurutnya lebih bagus. Selain tidak ada masyarakat yang dirugikan, tempatnya juga berada di dalam kota.

Untuk itu pihaknya meminta Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah berpikir ulang terkait rencana tersebut. Dirinya mengaku lebih setuju jika Desa Lantan dan sekitarnya tetap jadi kawasan konservasi alam, bukan malah dirusak dengan menanam besi dan beton.

” Wilayah Utara Lombok Tengah seharusnya ditanami pohon, bukan besi dan beton,” pungkasnya.

Sementara itu Bupati Lombok Tengah yang coba dikonfirmasi belum memberikan respon apapun. (Dar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button